Cerita Korban Judi Slot

Cerita Korban Judi Slot

(SHUTTERSTOCK/WPADINGTON) Ilustrasi judi onlineUtang menumpuk

Ilustrasi judi online

Lantas keasyikan bermain judi online, SN tidak lagi mempertimbangkan kondisi keuangannya. Uang gaji dan tabungan habis bermain judi.

Suatu ketika, SN ingat betul, ketika ketiadaan uang untuk memenuhi kebutuhannya. Ia lalu meminjam ke salah satu sahabatnya. Sayangnya, sebagian uang itu ia gunakan bermain judi.

SN kecanduan. Sebab, ketika hasratnya bermain judi online tak terbendung, ia berusaha meminjam uang kepada sahabat, keluarga, termasuk pinjaman online. Tanpa disadari utangnya kian menumpuk.

“Uang semua habis, bahkan kalau dihitung sudah puluhan juta saya kalah. Utang menumpuk,” kata dia.

Baca juga: Heru Budi Sebut Pemprov Punya Layanan Konseling untuk Warga yang Kecanduan Judi Online

Setelah bertahun-tahun, SN akhirnya memutuskan berhenti bermain judi online. Dia mulai menyadari ketika dirinya mulai dijauhi orang-orang terdekat dan keluarga.

“Sekarang lagi fokus lunasi utang dan mendekatkan diri dengan Tuhan. Semoga tidak ada lagi korban judi,” ucapnya.

Baca juga: Heru Budi Akui Kesulitan Awasi ASN yang Main Judi Online

Berbeda dari SN, Rino (35), bukan nama sebenarnya, mengenal judi online sejak 2017.

Awalnya hanya sekadar iseng bermain judi bermodalkan Rp 100.000 dan mendapat untung Rp 1 juta. Namun, keuntungan tersebut justru diikuti kekalahan bertubi-tubi.

“Kalau dihitung-hitung sudah belasan juta kala judi online,” kata dia.

Rino mengaku beberapa kali berusaha berhenti berjudi, tetapi tidak membuahkan hasil.

Rasa penasaran dan keinginan mendapat kemenangan terus menghantui pikirannya. Apalagi jika sudah mengalami banyak kekalahan, ia terus berupaya mengembalikan modal.

“Sehingga kita deposit terus. Meski nominalnya kecil, misalnya Rp 100.000, tapi kalau lebih dari 10 kali pasti tetap banyak,” bebernya.

Rino mengungkapkan mulai bertobat ketika mengalami sakit akibat bermain judi hingga larut malam.

Selain itu, ia juga mulai menyadari bahwa judi online tidak akan membuat orang menjadi kaya dan sukses.

“Saya sudah kalah banyak sekali, semoga yang lain tidak ikut bermain judi. Kalau kita nekat memulai, maka di situlah awal kehancuran,” pungkasnya.

Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menceritakan penyebaran judi online slot yang menyebar hingga ke anak di bawah umur, dengan total kerugian Rp900 ribu per bulan.

Mulanya, Budi disinggung soal total kerugian di masyarakat terkait merebaknya judi slot.

"Yang lebih menyedihkan itu yang menjadi korban adalah masyarakat kecil. Bayangin, sehari 30 ribu judi slot itu, Rp30 ribu. Sebulan berapa? Rp900 ribu, dan korbannya juga sampai ke anak-anak kecil. Jadi rakyat sangat dirugikan, kasihan lah gitu," kata dia di kantornya, Jakarta, Selasa (8/8).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan laporan Kominfo, total pusaran Rupiah di judi online terbilang fantastis. Pada platform Higgs Domino Island contohnya, putaran uang bisa mencapai Rp2,2 triliun per bulan.

"Berarti setahun bisa sampai sekitar Rp27 triliun, itu untuk satu situs saja," cetus Budi.

Ia pun mengklaim sudah memutus akses (take-down) 40 ribu platform judi online semenjak ia menduduki jabatan menteri di Kemenkominfo.

Dengan demikian total pemberangusan platform judi slot sejak Juli 2018 sampai 7 Agustus secara total mencapai 886.719 konten.

"Jadi rata-rata setiap harinya kami melakukan pemutusan akses terhadap 1.500 sampai 2.000 situs dan puluhan aplikasi termasuk aplikasi game terkait perjudian online," tutur Budi.

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Korban arisan online milik Sherly Wahyuni di Batam mencapai 400 orang dengan kerugian miliaran rupiah.

Kerugian anggota arisan nilainya bervariasi, bisa puluhan juta sampai ratusan juta.

Meski begitu, tentu tidak semua member itu melapor atau menjadi korban karena ada juga yang sudah mendapat untung, bahkan kabur setelah modalnya kembali plus untungnya.

Mereka yang kabur itu umumnya pendaftar awal yang tentunya mendapat giliran awal juga layaknya arisan.

Seorang korban, sebut saja Sri, mengungkapkan jika uang arisan disetor langsung kepada Sherly via ATM.

Cara mendaftarnya mudah.

Bisa lewat Instagram atau WhatsApp.

Dalam satu putaran atau kloter arisan, jumlah pesertanya macam-macam, bisa 10, 15 atau 20 member.

Kalau slot masih ada, bisa bergabung. Kalau slot habis, harus menunggu slot berikutnya.

Baca juga: PENEMUAN MAYAT DI BATAM - Masih Berlabel Mrs X, Wanita yang Tewas di Sekupang Kerap Tidur di Halte

Baca juga: KABAR GEMBIRA! Imigrasi Batam Tambah Kuota Pengurusan Paspor, Sehari Kini 320 Permohonan

"Kalau satu slot jumlah member belum cukup, arisan belum bisa dimulai," beber Sri kepada Tribun, Jumat (24/6/2022) lalu.

Sri sendiri tergiur ikut arisan ini karena beberapa temannya yang sudah “get” bisa membeli kendaraan dan mencicil rumah.

Ia pun kemudian bertanya kepada admin melalui Instagram.

Sistem arisannya hampir sama dengan arisan pada umumnya, yakni bergilir.

Bedanya, mekanisme pembayarannya memakai sistem menurun.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi bercerita mengenai kasus judi online di Kamboja yang melibatkan WNI. Retno berkoordinasi dengan kepolisian hingga Menlu Kamboja terkait kasus itu.

"Saya bertemu langsung dengan kepala kepolisian Kamboja, dengan Menteri Dalam Negeri Kamboja, dengan Menlu Kamboja untuk mengeluarkan korban WNI, dan pemerintah Kamboja sangat membantu penuh upaya kita untuk mengeluarkan WNI kita sebagai korban dari judi online," ujar Retno di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (26/4/2024).

Judi online, jelas Retno, adalah kejahatan transnasional. Kejahatan transnasional adalah bentuk kejahatan lintas negara yang dapat menjadi ancaman serius bagi keamanan global.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekali lagi ini adalah kejahatan transnasional sehingga, kalau kita mau mengatasi kejahatan ini, yang diperlukan adalah kerja sama bersama," tambah Retno.

Retno lalu bercerita saat Menlu China datang ke Indonesia, ia menyampaikan pentingnya bekerja sama untuk menangani masalah judi online.

"Karena korbannya adalah tidak hanya WNI, tapi warga negara-negara di Asia Tenggara dan bahkan warga negara RRC pun menjadi salah satu korban dari kejahatan transnasional ini," jelasnya.

Presiden Jokowi sebelumnya menggelar rapat terbatas bersama Wapres Ma'ruf Amin hingga sejumlah menteri membahas kedaruratan judi online pada Kamis (18/4). Keputusannya, pemerintah akan membentuk gugus tugas pemberantasan judi online minggu ini.

"Kami tadi baru selesai rapat internal mengenai Indonesia darurat judi online. Pesertanya ada saya, Ketua OJK, Pak Kapolri, Pak Jaksa Agung, Pak Menko Polhukam, Pak Seskab, Sesneg. Keputusannya, satu minggu ini akan diputuskan langkah-langkah pembentukan task force (gugus tugas) terpadu dalam rangka pemberantasan judi online," kata Menkominfo Budi Arie Setiadi kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.

Simak juga Video 'Triwulan Pertama 2024, Transaksi Judi Online Tembus Rp 100 T':

[Gambas:Video 20detik]

Belanja di App banyak untungnya:

SIKKA, KOMPAS.com – Hari-hari SN (28) dirundung rasa bersalah. Hidupnya kian terpuruk akibat utang yang menumpuk. Kini ia mulai menyadari judi online telah membawanya ke ambang kehancuran.

Pada Sabtu (7/9/2024) pagi, wajah SN terlihat murung lantaran baru saja ia menerima pesan WhatsApp agar segera membayar utang. Di saat bersamaan, ia mendapat kabar bahwa ayahnya sedang sakit di kampung halaman.

Dengan perlahan, karyawan salah satu perusahaan swasta di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), itu mengambil dompet dari saku celananya.

Baca juga: Gunakan Uang Calon Kakak Ipar Rp 40 Juta untuk Judi Online, Pupuan Pura-pura Jadi Korban Begal

Sorot matanya tajam saat mendapati uang yang tersisa di dompet hanya Rp 5.000.

“Uang sudah habis, bagaimana mau cicil utang,” ucap DN saat ditemui di Maumere.

SN mengungkapkan mulai mengenal judi online sejak 2020. Itu bermula ketika ia mendapati sejumlah sahabatnya sedang mencoba mencari keberuntungan dengan bermain judi menggunakan ponsel pintar.

Dia pun mulai penasaran, ditambah lagi beberapa kerabatnya menceritakan keuntungan yang mereka dapat saat bermain judi online.

“Ada yang bilang menang sampai Rp 10 juta. Akhirnya saya mau coba. Salah seorang teman lalu membantu saya membuat akun judi,” ucapnya.

Baca juga: Heru Budi Bakal Disiplinkan ASN yang Terbukti Main Judi Online Berkali-kali

“Prosesnya sangat mudah, hanya mengisi nama dan rekening,” katanya lagi.

Setelah mendaftar, SN menyiapkan modal awal Rp 50.000. Dalam sekejap, uangnya bertambah menjadi Rp 350.000. Ia merasa senang karena dapat keuntungan.

Setelah uang itu habis terpakai, rasa penasaran SN belum berakhir. Ia terus menjajal platform perjudian. Deposit mulai ditingkatkan. Berharap mendapat keuntungan yang lebih besar.

“Saya deposit lagi Rp 200.000, tetapi tidak mendapat keuntungan apa pun. Uang itu habis,” ucapnya.

Meski sempat kecewa, SN tidak memilih berhenti. Kala itu, ponselnya beberapa kali dihubungi sejumlah nomor baru yang mengajaknya bermain judi online disertai tawaran keuntungan.

SN mulai tergiur dengan berbagai tawaran. Ia kembali bermain judi online dan menambah jumlah deposit sebesar Rp 300.000.

Hanya berselang menit, uangnya bertambah jadi Rp 1,5 juta. Dia terus bermain, dengan harapan nominal uang bisa bertambah.

“Tapi semua itu hanya angan-angan, uang yang semula Rp 1,5 juta habis. Rupanya bandar sangat pandai untuk mengolah pikiran para korban judi. Tapi saya terus bermain,” ucap dia.

KOMPAS.com/Serafinus Sandi Hayon Jehadu Psikolog Universitas Nusa Nipa Maumere, Epifania LadapaseWaspadai risiko candu judi

Psikolog Universitas Nusa Nipa Maumere, Epifania Ladapase

Psikolog Universitas Nusa Nipa Maumere, Epifania Ladapase, menilai judi bak narkoba karena seseorang akan merasakan kenikmatan tersendiri saat bermain.

“Awalnya mungkin iseng, terus ada perasaan senang ketika mendapat keuntungan. Artinya, emosinya cukup bermain, dan keesokannya dia akan mencoba lagi,” kata dia.

Kondisi ini, jelas Epifania, jika ditilik secara keilmuan sudah berpengaruh terhadap aspek kognitif.

Ada bagian tertentu di dalam otak yang berperan ketika seseorang merasakan kegembiraan saat bermain judi.

Kesenangan ini menjadi pemicu meningkatkan gairah dan keinginan untuk terus mencoba.

“Ketika merasa happy (bahagia) korban judi akan terus bermain. Mungkin awalnya dengan nominal kecil, lama-lama akan semakin bertambah. Akhirnya kecanduan,” ungkapnya.

Menurutnya, ketika hasrat bermain judi yang semakin membara, para korban tidak lagi mempertimbangkan kondisi ekonomi mereka.

Meski terpuruk, tidak mau berhenti. Satu-satunya jalan agar terus bermain dengan meminjam uang. Mereka mulai gali lubang tutup lubang, hingga menjual harta benda.

“Kalau mulai kalah terus-menerus pasti merasa tertantang untuk terus bermain, dengan harapan bisa menutupi yang lama dan mendapatkan keuntungan,” jelasnya.

Epifania berujar judi online merupakan penyakit sosial yang harus diberantas. Sebab, bisa saja seseorang yang kecanduan melakukan tindakan pidana, seperti mencuri dan tindakan lain yang membahayakan.

Bahkan, ketika mental tidak kuat, korban judi bisa saja mengakhiri hidup dengan bunuh diri.

“Bunuh diri mungkin bukan murni karena judi, bisa saja karena utang-utang yang terus menumpuk membuat seseorang memilih mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Apalagi kalau tidak punya penghasilan bulanan,” ungkapnya.

Dia mendorong agar para korban kecanduan judi online membuka diri dan mengikuti terapi secara intens. Hal yang paling pertama adalah membuka diri dan mau mengakhiri perjudian.

“Ini memang butuh waktu, tetapi kalau sudah ada kesadaran dari dalam diri pasti bisa bebas dari judi,” pungkasnya.

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid melakukan literasi digital di RPTRA Intiland Teduh Semperbarat, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (12/11/2024). Meutya didampingi oleh pejabat Komdigi dan Pj Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi.

Kesempatan itu dijadikan ajang curhat bagi warga yang datang. Kunjungan kerja kali ini difokuskan pada ibu-ibu. Mereka bercerita mengenai nestapa yang harus dialami karena suaminya kecanduan bermain judi online. Bahkan satu keluarga harus hancur akibat judi online.

Salah satu cerita datang dari Nani (44) yang suaminya kecanduan judi online. Sang suami awalnya mengaku kalau yang sering ia mainkan adalah game online biasa. Namun ternyata game yang dimainkan merupakan judi online, ia mengetahui fakta tersebut karena melihat iklan petir yang muncul di game tersebut.

"Terus awalnya emang kayaknya dia dikasih menang. Biasanya kan kayak gitu ya. Dia kayaknya tergiur, tapi kan kalau kayak gitu enggak menang terus," ujar Nani.

Setelah kecanduan judi online, sang suami mulai tidak memberi nafkah dan berujung berhutang di pinjaman online (pinjol) menggunakan data dirinya.

"Pinjol pakai data saya, [data dia] tadi kan udah blacklist, enggak bisa minjem. Data saya yang dipakai. Jadi debt collector jadinya ke saya," ujarnya.

Di ujung cerita ia menangis sambil mengatakan bahwa judi online itu jahat, membuat masalah keuangan, dan puncaknya pada perceraian.

"Bu Menteri, Judi itu jahat. Sampai kita sudah lupa segalanya dia. Selain masalah keuangan perubahan perhatian kepada istri sama anak juga terasa. Puncaknya sampai ke divorce," tegasnya.

Cerita serupa datang dari Nur, yang mengatakan suaminya sampai ditahan karena judi online. Semua harta bendanya habis terjual untuk membayar utang.

"Suami saya sendiri sampai dia ditahan gara-gara judi online. Handphone semua TV habis, sampai saya di tagih-tagih utang. Bank keliling itu semua pakai nama saya," ujar Nur.

Menanggapi cerita tersebut, Meutya mengatakan banyak terima kaish untuk ibu-ibu yang sudah kuat menghadapi semuanya dan mau bercerita di forum tersebut.

"Semangat untuk perempuan kuat. Terima kasih sudah sharing berbagi. Sekali lagi, Ibu Nur ini menjadi sukarelawan bagi kita semua, dengar ceritanya. Jadi sebagian dari kita kalau bisa enggak usah menjalani," ujar Meutya.

Saksikan video di bawah ini:

KOMPAS.com/Tria Sutrisna Menkominfo Budi Arie Setiadi usai rapat dengar pendapat bersama Komisi I DPR RI, Rabu (4/9/2024).2,3 juta penduduk terjerat judi "online"

Menkominfo Budi Arie Setiadi usai rapat dengar pendapat bersama Komisi I DPR RI, Rabu (4/9/2024).

Berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Politik, Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), per Juni 2024, korban judi online di Indonesia mencapai 2,37 juta jiwa.

Para korban tak hanya orang dewasa, tetapi anak-anak. Ada 2 persen atau 80.000 korban merupakan usia di bawah 10 tahun, kemudian usia 10-20 tahun sebanyak 11 persen atau 440.000 orang.

Lalu, penduduk usia 21-30 sekitar 520.000 atau 13 persen. Korban paling banyak berusia 30-50 tahun sebanyak 40 persen atau 1.640.000 orang.

Dari data tersebut, 80 persen merupakan kalangan menengah ke bawah dengan nilai nominal transaksi Rp 10.000 sampai Rp 100.000.

Sementara itu, klaster nominal transaksi menengah ke atas berkisar Rp 100.000 sampai Rp 40 miliar.

Baca juga: Heru Budi: 165 Satpol PP yang Main Judi Online Ikuti Pembinaan Mental

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melaporkan, sejak Juli 2023 hingga 22 Mei 2024, pemerintah telah memutus akses 1.918.520 konten bermuatan judi online.

Selain itu, sejak 2023 hingga 22 Mei 2024, Kominfo telah menurunkan atau take down 18.777 sisipan halaman judi pada situs pendidikan, dan 22.714 pada situs pemerintah.

Kominfo juga mencatat, sejak 17 September 2023 hingga 22 Mei 2024 telah mengajukan pemblokiran 5.364 rekening bank yang terkait judi online kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi menegaskan, pemblokiran ribuan rekening bank ini merupakan upaya tindak lanjut serta keseriusan pemerintah memberantas judi online.

Video: Saat Operator Seluler & Internet Bersatu Perangi Judi Online