Interior berbeda dari gereja yang sebenarnya
Monashee Frantz/Getty Images; Ekaterina Rehrberg/Sputnik/Sputnik
Anda dapat langsung mengetahui apakah Anda berada di gereja Katolik atau Ortodoks hanya dari bangku. Dalam tradisi Katolik, berlutut lama adalah bagian yang biasa dari doa, sedangkan dalam tradisi Ortodoks, membungkuk ke tanah sering dilakukan selama kebaktian. Karena itu, bangku-bangku dengan rak untuk berlutut muncul di kuil-kuil Katolik, sedangkan di gereja-gereja Ortodoks, ruang tengah dibiarkan kosong sehingga paroki dapat membuat busur ketika diperlukan.
Juga di kuil-kuil Katolik, altar terletak di kansel, dibagi dari nave oleh layar kansel, kurang lebih terbuka. Altar dapat dilihat dari aula gereja (bagian tengah). Di gereja-gereja Ortodoks, area tempat kudus dengan altar dipisahkan dari bagian tengah dengan ikonostasis - dinding ikon dan lukisan religius. Altar tidak dapat dilihat dari nave.
Pembaca yang budiman,
Situs web dan akun media sosial kami terancam dibatasi atau diblokir lantaran perkembangan situasi saat ini. Karena itu, untuk mengikuti konten terbaru kami, lakukanlah langkah-langkah berikut:
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Gereja Kristen Ortodoks di Amerika ( OCA ) adalah sebuah gereja Kristen Ortodoks Timur yang berbasis di Amerika Utara . OCA sebagian diakui sebagai autocephalous dan terdiri dari lebih dari 700 paroki , misi, komunitas, biara dan institusi di Amerika Serikat , Kanada , dan Meksiko .[1] : 68 [1][1] Pada tahun 2011, diperkirakan memiliki 84.900 anggota di Amerika Serikat.
Templat:Eastern Orthodox sidebar Templat:Orthodoxyinamerica
OCA berawal dari sebuah misi yang didirikan oleh delapan biarawan Kristen Ortodoks Rusia di Alaska , yang kemudian menjadi bagian dari Amerika Rusia , pada tahun 1794. Ini berkembang menjadi keuskupan penuh Gereja Kristen Ortodoks Rusia setelah Amerika Serikat membeli Alaska dari Rusia pada tahun 1867. Oleh akhir abad ke-19, Gereja Kristen Ortodoks Rusia telah berkembang di daerah lain di Amerika Serikat karena kedatangan imigran dari daerah Eropa Timur dan Tengah , banyak dari mereka sebelumnya dari Gereja Kristen Katolik Timur ("Katolik Yunani"), dan dari Timur Tengah. Para imigran ini, terlepas dari kebangsaan atau latar belakang etnis, dipersatukan di bawah satu keuskupan Gereja Kristen Ortodoks Rusia di Amerika Utara.
Setelah Revolusi Bolshevik , Patriark Tikhon dari Moskow mengarahkan semua gereja Kristen Ortodoks Rusia di luar Rusia untuk mengatur diri mereka sendiri secara otonom.[1] Gereja Kristen Ortodoks di Amerika menjadi Gereja Kristen Katolik Yunani Kristen Ortodoks Rusia yang berpemerintahan sendiri di Amerika pada tahun 1924 di bawah kepemimpinan Metropolitan Platon (Rozhdestvensky), yang populer disebut Metropolia (dari bahasa Rusia : ополия ). Gereja Kristen Katolik Yunani Kristen Ortodoks Rusia di Amerika diberikan autocephaly oleh Gereja Kristen Ortodoks Rusia pada tahun 1970, dan berganti nama menjadi Gereja Kristen Ortodoks di Amerika. Hirarkinya adalah bagian dariMajelis Uskup Kristen Ortodoks Kanonik Amerika Serikat .
Tidak seperti kebanyakan yurisdiksi Kristen Ortodoks di Amerika Serikat, OCA tidak memiliki ketertarikan terhadap kebangsaan asing tertentu, tetapi sebagian besar anggota OCA beretnis Euro-Amerika , dan sebagian besar pendeta OCA adalah mereka yang lahir dan besar di Amerika Serikat. Namun, OCA memiliki keuskupan etnis minoritas lainnya untuk imigran Rumania, Bulgaria, dan Albania. Selain itu, sebagai konsekuensi dari sejarah, kelompok etnis tertentu (khususnya orang Amerika Ruthenia dan Penduduk Asli Alaska ) secara tidak proporsional terwakili di OCA dibandingkan dengan populasi umum. Tradisi liturgi dan gereja, seperti bentuk nyanyian, jubah, ikonografi, penggunaan bahasa Slavonik Gereja , dan arsitektur secara luas mencerminkan tradisi liturgi dan gereja.Kristen Ortodoksi Rusia .
Secara resmi diakui sebagai autocephalous oleh beberapa gereja Kristen Ortodoks, sebagian besar yang berbasis di negara-negara Slavia. Gereja-gereja yang tersisa tidak mengakui OCA sebagai autocephalous, meskipun mereka mengakui sifat pemerintahan sendiri dari gereja. Meskipun menjadi subyek perselisihan politik dan gerejawi, kontroversi ini tidak merusak persekutuan antara OCA dan Gereja Kristen Ortodoks Timur yang lebih luas.
Huria Kristen Batak Protestan (disingkat sebagai HKBP) adalah gereja yang berdenominasi Kristen Protestan dengan warisan tradisi Lutheran dan Reformed[2] di kalangan masyarakat Batak, umumnya Batak Toba. Gereja ini merupakan yang terbesar di antara gereja-gereja Protestan yang ada di Indonesia (terutama di Provinsi Sumatera Utara) dan Asia Tenggara, sehingga menjadikannya organisasi keagamaan terbesar ketiga di Indonesia setelah Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.[3] Gereja ini tumbuh dari misi Rheinische Missionsgesellschaft (RMG) asal Jerman yang berdiri pada Senin, 7 Oktober 1861.
Saat ini, HKBP memiliki jemaat sekitar 4,133,000 jemaat di seluruh Indonesia. HKBP juga mempunyai beberapa gereja di luar negeri, seperti di Singapura, Malaysia, dan di beberapa negara bagian Amerika Serikat yaitu California, New York, dan Colorado. Meski memakai nama Batak, HKBP juga terbuka bagi suku bangsa lainnya.
HKBP berkantor pusat di Pearaja (Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara) yang berjarak sekitar 1 km dari pusat kota Tarutung, ibukota kabupaten tersebut. Pearaja merupakan sebuah desa yang terletak di sepanjang jalan menuju Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga. Kompleks perkantoran HKBP, pusat administrasi organisasi HKBP, berada dalam area ± 20 hektare. Di kompleks ini juga ada Ephorus (uskup) sebagai pucuk pimpinan HKBP berkantor.
HKBP adalah anggota Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), anggota Dewan Gereja-gereja Asia (CCA), UEM Jerman, dan anggota Dewan Gereja-Gereja Sedunia (WCC). Sebagai gereja yang berasaskan ajaran Lutheran, HKBP juga menjadi anggota dari Federasi Lutheran Sedunia (LWF) yang berpusat di Jenewa, Swiss.
Berikut adalah garis waktu sejarah HKBP:
Beberapa sumber mencatat bahwa penyebaran Injil di tanah Batak dimulai sejak diutusnya Pendeta Ward dan Pendeta Barton dari Gereja Baptis Inggris ke Tanah Batak. Usaha pengabaran Injil di Tanah Batak dimulai kembali pada tahun 1834 dengan diutusnya Pdt. Samuel Munson dan Pdt. Henry Lyman dari badan zending di Boston. Usaha ini mengalami kegagalan karena kedua missionaris tersebut mati martir di Lobu Pining (Tapanuli Utara). Usaha menginjili Tanah Batak sempat terhenti sampai berita mengenai Tanah Batak terdengar lagi di Eropa dari hasil ekspedisi seorang Ilmuwan yang bernama Junghuhn pada tahun 1840. Akibatnya pada tahun 1849, Lembaga Alkitab Belanda mengirim Van der Tuuk (di Tanah Batak dikenal sebagai Tuan Pandortuk atau Tuan Pandoltuk) untuk mempelajari Bahasa Batak. Hasilnya adalah diterjemahkannya sebagian Alkitab ke dalam bahasa Batak menggunakan aksara Batak. Setelah melihat hasil karya Van der Tuuk, Badan Zending Rheinshe (RMG) mengalihkan konsentrasinya dalam menyebarkan Injil ke daerah Batak dengan mengutus Pendeta Dr. Fabri ke sana. Sebagian sumber menyebutkan bahwa hal ini disebabkan terhalangnya usaha RMG di Kalimantan.
Penetapan hari jadi HKBP pada tanggal 7 Oktober 1861 memiliki makna sejarah dan teologis yang mendalam. Tanggal 7 Oktober 1861 menjadi titik balik sejarah penginjilan dan sejarah Gereja HKBP. Sejarah penginjilan dan sejarah gereja adalah ibarat dua sisi dari satu mata uang logam yang sama. Gereja tanpa penginjilan bukanlah Gereja. Itulah sebabnya, peristiwa 7 Oktober 1861 diartikan dan dimaknai dari dua segi, yakni penginjilan dan gereja. Hasil penginjilan di Tanah Batak adalah kekristenan yang di dalamnya terdapat sejumlah jemaat atau pargodungan (stasi zending dan sekaligus huria). Jemaat-jemaat tersebut sejak awal sudah diarahkan akan membentuk sebuah gereja-zending yang kelak menjadi sebuah gereja yang mandiri dari RMG.
Jauh sebelum tahun 1861, RMG telah membuka misi penginjilan di Namibia, Afrika Selatan, China, Kalimantan, dan di Amerika Utara. Tetapi sejak 7 Oktober 1861, dibuka satu misi penginjilan baru di Sumatra, yakni Bataklanden (Tanah Batak). Misi penginjilan baru di Tanah Batak diberi nama Battamission, dikemudian hari disebut Batakmission atau Mission-Batak.
Tanggal lahir Batakmission pada 7 Oktober 1861 bertepatan dengan tanggal dari rapat pertama para penginjil utusan RMG di Tanah Batak. Hari lahir Batakmission tersebut disambut pengurus RMG di Jerman dengan rasa sukacita. Mereka memberitahukan kabar gembira ini kepada jemaat-jemaat pendukung RMG di Jerman pada awal 1862 sebagai berikut:
" die ersten Briefe unserer Brueder aus dem Battalande sind uns gekommen,und wir koenen heute der Heimathgemeinde den Beginn der Battamission melden. Den 7 oktober 1861 werden wir als den Geburtstag diesses gliedes in dem umkreis unserer arbeit bezeichnen duerfen. An diesem tage traten die dortigen brueder zur ersten Conferenz in Sipirok zusammen "
Inilah pemaknaan yang pertama akan arti dari tanggal 7 Oktober 1861, suatu pemaknaan dari kacamata pengurus RMG di Jerman.
Batakmission dalam hal ini berarti himpunan dari seluruh para utusan RMG di Tanah Batak beserta asetnya mencakup seluruh pargodungan dan jemaat serta pelayan pribumi. Lembaga zending dan lembaga kegerejaan dipadukan dalam satu lembaga yang bernama Batakmission. Lembaga ini sejak 1881 dipimpin oleh seorang pemimpin dengan jabatan ephorus yang dilayankan oleh penginjil Ingwer Ludwig Nommensen (1881-1918).
HKBP ditata mengikuti sistem keuskupan, mirip dengan Gereja-gereja yang menganut sistem episkopal seperti Gereja Katolik Roma, Gereja Anglikan, Gereja Methodis, dll. Pimpinan tertingginya disebut Ephorus. Ephorus HKBP yang pertama adalah Pdt. Dr. (H.C.) I.L. Nommensen. Ephorus dibantu oleh seorang Sekretaris Jenderal, dan sejak tahun 2004 juga dibantu oleh tiga kepala departemen. Di bawahnya adalah praeses yang memimpin distrik-distrik kewilayahan gereja, sementara di bawah distrik terdapat resort yang dipimpin oleh pendeta resort, dan di tingkat yang paling bawah adalah jemaat individual yang dipimpin oleh pelayan penuh waktu atau guru jemaat. Saat ini HKBP mempunyai 32 Praeses yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam pelayanannya, seorang pendeta HKBP biasanya dibantu oleh Guru Huria, sementara ada pula jabatan lain yaitu Bibelvrouw dan diakones.
Pada tanggal 27 Juli 1986, di gereja HKBP Bukit Moria, Medan Baru, untuk pertama kalinya HKBP menahbiskan seorang pendeta perempuan yaitu Pdt. Noortje Parsaulian Lasni Rohana Lumbantoruan, S.Th. Pentahbisan dipimpin oleh Ephorus Pdt. G.H.M. Siahaan.
Sampai April 2012, HKBP mempunyai 1.519 Pendeta, 175 Calon Pendeta, 428 Guru Jemaat, 36 Calon Guru Jemaat, 408 Bibelvrouw, 43 Calon Bibelvrouw, 284 Diakones, 29 Calon Diakones. Keseluruhan pelayan dan calon pelayan berjumlah 2.922 orang.
Saat ini jabatan Ephorus HKBP dipegang oleh Pdt. Robinson Butarbutar, yang melayani mulai tahun 2020-2024.
Berikut ini adalah daftar distrik di Huria Kristen Batak Protestan.
Perbedaan antara Kristen Protestan dan Kristen Katolik sering kali menimbulkan tanda tanya besar di kalangan banyak orang. Banyak yang masih beranggapan bahwa agama Kristen Protestan itu sama dengan agama Katolik. Padahal nyatanya, kedua agama tersebut sedikit berbeda dari beberapa hal.
Pada awalnya, semua umat Kristen Bersatu di bawah Gereja Katolik yang dipimpin seorang Paus. Namun pada tahun 1517, Martin Luther memulai gerakan reformasi untuk memisahkan diri dari Gereja Katolik akibat adanya kebijakan gereja yang ketika itu dianggap menyimpang dari apa yang dituliskan pada Alkitab. Salah satunya adalah kegiatan jual beli surat penghapusan dosa, yang menurutnya kegiatan mengakui dosa harusnya dilakukan secara langsung pada Tuhan Yesus. Untuk itu, Martin Luther dan pengikutnya memisahkan diri dari Gereja Katolik dan membentuk aliran agama baru yang disebut sebagai Kristen Protestan.
Setelah mengetahui sedikit sejarah terpisahnya dua agama tersebut, berikut ini beberapa perbedaan lain dari Protestan dan Katolik yang perlu kamu ketahui.
Cara berdoa antara kedua agama sedikit berbeda. Umat Katolik berdoa dengan diawali dan diakhiri dengan Tanda Salib, yakni gerakan menyentuh kening, dada, dan kedua sisi bahu. Sedangkan umat Kristen tidak berdoa seperti itu, umat Kristen hanya melipat tangan dan menutup kedua matanya tanpa ada gerakan-gerakan khusus yang harus diikuti.
Selain itu, dalam agama Katolik diajarkan doa-doa yang wajib untuk dipanjatkan pada hari raya tertentu, seperti Doa Ratu Surga, dan lain-lain. Umat Katolik juga bisa berdoa pada Bunda Maria, seperti beberapa doa wajib yang ada dalam liturgi keagamaannya. Sedangkan umat Kristen tidak berdoa kepada Bunda Maria, melainkan hanya kepada Tuhan Yesus Kristus.
Umat Kristen Protestan hanya terikat pada satu Kitab Suci saja, yakni Alkitab. Kitab tersebut merupakan satu-satunya buku Tuhan, pedoman hidup, dan kitab penuh ajaran dan larangan yang datang dari Allah. Untuk itu, umat Kristen sangat mematuhi setiap firman yang tertulis di dalam Alkitab tersebut.
Berbeda dengan Kristen Protestan, umat Katolik tidak mendasarkan kepercayaan mereka hanya pada satu kitab saja. Tidak hanya Alkitab, umat Katolik juga terikat oleh beberapa tradisi Gereja Katolik Roma dan kitab tambahan yang disebut Deuterokanonika.
Umat Kristen Protestan dan Katolik juga memiliki pandangan yang berbeda mengenai gerejanya. Bagi umat Katolik, Gereja Katolik merupakan satu-satunya gereja sejati di seluruh dunia, dan berada di bawah kepemimpinan Paus di Roma.
Hal ini berbeda dengan Kristen Protestan. Bagi umat Kristen, tidak ada satu gereja utama yang menjadi gereja sejati. Ada berpuluh-puluh ribu gereja di seluruh dunia dan seluruh gereja tersebut dianggap setara secara resmi.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Pemuka agama pada umat Katolik biasa disebut sebagai Pastor. Merekalah yang biasa berkotbah dan memimpin jalannya hari raya keagamaan yang besar. Pastor hanya berasal dari kaum laki-laki dan dilarang melakukan hal-hal duniawi seperti menikah.
Sedangkan pemuka agama pada umat Kristen Protestan adalah Pendeta. Mereka juga yang memimpin jalannya acara keagamaan dan ibadah setiap minggunya. Berbeda dengan Pastor, siapa pun bisa menjadi Pendeta, entah itu laki-laki maupun perempuan. Seorang Pendeta juga diberi kebebasan untuk menikah.
Baca Juga: Apa Itu Misa dalam Agama Kristen? Ini Penjelasannya!
Perbedaan lain antara Kristen Protestan dan Kristen Katolik terletak pada jumlah sakramen yang dilakukannya. Umat Katolik melakukan tujuh buah sakramen, yakni Baptis, Krisma, Ekaristi, Perkawinan, Pengurapan, Imamat, dan Pengakuan dosa. Gereja Katolik percaya bahwa sakramen-sakramen tersebut dilembagakan oleh Yesus Kristus dan dapat menganugerahkan rahmat Tuhan.
Sedangkan umat Kristen Protestan hanya mengakui dua sakramen, yakni Pembaptisan dan Perjamuan kudus, atau yang disebut Ekaristi dalam Gereja Katolik. Kedua hal ini merupakan ritual simbolik yang menandakan penerimaan tubuh Kristus ke dalam hidup setiap umat-Nya dan diterima melalui iman dan kepercayaan.
Pandangan terhadap Ekaristi dari umat Katolik dan Kristen Protestan pun sedikit berbeda. Ekaristi merupakan ritual untuk memperingati Perjamuan Terakhir Yesus Kristus dengan murid-murid-Nya sebelum mati disalibkan. Di Gereja Protestan, mereka yang telah dibaptis dapat diizinkan untuk memimpin Perjamuan Tuhan. Hal itu tidak dibolehkan di Gereja Katolik.
Selain itu, pada Gereja Katolik, roti dan anggur yang diterima merupakan perwujudan Kristus dan karenanya dapat didoakan. Namun bagi umat Protestan, roti dan anggur merupakan simbol untuk memperingati tubuh dan darah Kristus yang mau disalibkan demi menyelamatkan manusia dari dosa.
Umat Katolik yang telah dibaptis wajib memiliki nama baptis untuk disematkan di depan nama mereka. Nama baptis ini diberikan berdasarkan orang kudus yang telah memiliki gelar berupa Santo atau Santa. Beberapa contoh nama baptis adalah Maria, Ursula, Petrus, Michael, dan lain-lain.
Umat Kristen Protestan tidak diwajibkan memiliki nama baptis setelah dibaptis. Banyak umat Kriten yang sejak lahir memiliki nama-nama dari Alkitab, seperti Daniel, Zefanya, dan lain-lain.
Itulah dia sederet perbedaan agama Kristen Protestan dengan Kristen Katolik. Pada akhirnya, kedua agama tersebut sama-sama menyembah dan berdoa pada Yesus Kristus, hanya saja cara beribadah dan tradisinya saja yang sedikit berbeda satu sama lain.
Baca Juga: 17 Bahan Khotbah Kristen Berlandaskan Alkitab
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
VIVA – Perbedaan Kristen Katolik dan Ortodoks perlu kita ketahui sebagai penganut sebuah agama dari salah satu diantaranya. Sebagai hamba Tuhan tidak ada salah salahnya untuk mengetahui dasar dari sebuah agama itu terbentuk.
Sehingga dengan mengetahui perbedaannya kita bisa saling toleransi antar sesama umat. Tidak hanya itu, hal ini juga bisa membuat para pemeluk agama begitu taat dan berpegang teguh dengan keyakinannya masing-masing.
Setidaknya dengan mengetahui perbedaan keduanya, semakin berwarna agama yang diturunkan Tuhan pada penganut-pengantunya. Tuhan tetap sama hanya saja cara ibadah dan aturannya yang sedikit berbeda. Berikut ini akan kami bagikan adanya perbedaan kristen Katolik dengan Ortodoks, yang dilansir dari askanydifference.com.
Perbedaan Katolik dan Ortodoks
Perbedaan utama antara gereja Katolik dan gereja Ortodoks adalah, bahwa yang pertama percaya bahwa Roh Kudus turun dari ayah ke anak; sementara yang terakhir percaya bahwa itu hanya berasal dari ayah.
Gereja Katolik adalah salah satu institut tertua yang masih berfungsi. Ini memberi Paus (Uskup Roma) otoritas tertinggi, Wakil Kristus. Di sini doktrin lebih rentan terhadap perubahan selama bertahun-tahun. Paus gereja Katolik diberkahi dengan pelayanan Petrine.
Sebaliknya, Paus gereja Ortodoks tidak dianggap sempurna. Oleh karena itu tidak diberikan otoritas tertinggi. Di sini anak-anak dilibatkan sejak dini dalam jemaat. Gereja ini tidak memiliki otoritas pemerintah atau doktrinal pusat.
Apa itu Gereja Katolik Roma?
Gereja Katolik Roma umumnya dikenal sebagai gereja Katolik, yang merupakan gereja Kristen yang sangat besar. Otoritas pusat mereka berbasis di Tahta Suci yang terletak di kota Vatikan. Gereja Roma digunakan untuk menggambarkan Keuskupan Paus Roma. Perkembangan dan sejarah peradaban Barat sangat dipengaruhi oleh gereja ini.
Uskup Roma dianggap sebagai Kepala Gembala . Umat ??Katolik percaya bahwa Tuhan berbicara melalui Paus. Mereka juga percaya bahwa kita semua menanggung akibat dan kesalahan dari dosa Adam. Dan juga para imam Katolik tidak diperbolehkan menikah.
Tujuan utama umat Katolik dalam hal keselamatan adalah untuk melarikan diri dari neraka dan mencapai theosis juga. Gereja Katolik terdiri dari tujuh sakramen:
- Baptisan- Ekaristi- Konfirmasi- Perintah suci- Penebusan dosa- Pengurapan orang sakit- pemberkatan nikah
Umat ??Katolik percaya bahwa hanya ada satu Tuhan yang kekal - Tritunggal Mahakudus. Pria Katolik dibatasi untuk perintah Suci, sementara wanita Katolik dan para biarawati terlibat dalam mengembangkan dan menjalankan layanan kesehatan dan pendidikan secara internasional. Acara pengakuan dosa mereka diikuti secara ketat oleh umat Katolik.
Gereja ortodoks juga dikenal sebagai gereja Ortodoks Timur. Ini adalah gereja Kristen terbesar kedua. Ini juga merupakan salah satu lembaga keagamaan tertua di dunia. Ini telah mempengaruhi budaya Eropa timur dan tenggara dan sejarah juga. Gereja-gereja ini diperintah oleh para Uskup dalam sinode lokal dan dioperasikan sebagai persekutuan autocephalous.
Paus tidak dianggap sempurna oleh gereja ortodoks. Imam Ortodoks diperbolehkan menikah, bertentangan dengan imam Katolik. Kehormatan keutamaan diberikan kepada patriark Konstantinopel. Namun dianggap dan diberi status tertinggi di antara semuanya; dia tidak memiliki otoritas atas gereja-gereja.
Gereja Ortodoks Timur menganggap Yesus Kristus sebagai kepala, sedangkan Gereja dianggap sebagai tubuh. Diyakini oleh orang-orang Kristen Ortodoks bahwa rahmat Allah dan otoritas dimiliki sebelumnya oleh para Uskup dan klerus. Itu diturunkan dengan meletakkan di tangan; sebuah praktik yang diprakarsai oleh para rasul.
Mereka membedakan antara esensi abadi Tuhan dan energi asli-Nya sebagai hubungan Tuhan dan ciptaan-Nya. Ini adalah cara di mana dia (Tuhan) mencapai umat manusia. Kalender Julian diikuti oleh gereja-gereja autocephalous dan sisanya mengikuti kalender Julian yang direvisi. Mereka tidak percaya api penyucian. Tidak ada paksaan untuk mengakui dosa-dosa mereka.
Perbedaan Utama Antara Katolik dan Ortodoks
Berikut ini terdapat perbedaan utama yang terlihat dari Katolik dan Ortodoks. Kira-kira, apa saja?
1. Liturgi gereja katolik meliputi ritus Barat dan ritus Timur, sedangkan liturgi Gereja Ortodoks mencakup ritus Bizantium.
2. Kedua gereja memiliki tujuh sakramen; sakramen gereja katolik mencakup penebusan dosa sedangkan sakramen ortodoks mencakup pertobatan.
3. Ibadah di gereja-gereja Katolik dilakukan dalam bahasa Latin. Sebaliknya, kebaktian untuk gereja Ortodoks dilakukan dalam bahasa Yunani atau bahasa lokal.
4. Gereja Ortodoks atau gereja katolik timur menolak penggunaan ikon apa pun; sebaliknya, patung orang-orang kudus diciptakan sementara Katolik Roma mengizinkan hal yang sama.
5.Gereja Katolik tidak mengizinkan perceraian sementara yang lain mengizinkan.
Meskipun moto utama kedua Gereja adalah sama yaitu memberitakan agama Kristen dan denominasi Kristen. Kedua gereja memiliki iman dalam Trinitas; keretakan tercipta karena perbedaan keyakinan. Tidak termasuk asal mereka, ada berbagai perbedaan antara keduanya.
Gereja Katolik mengindoktrinasi bahwa penerus para rasul Kristus adalah para uskup dan penerus Santo Petrus tidak lain adalah Paus. Mereka juga memiliki kantor pusat di Kota Vatikan yang memiliki otoritas pusat. Ada berbagai masalah sosial dan budaya di kalangan Gereja Katolik seperti ajaran sosial Katolik, pelayanan sosial, kematian seksual, dan kasus pelecehan seksual.
Sebaliknya, otoritas keagamaan Gereja Ortodoks Timur bukanlah patriark, melainkan persekutuan gereja-gereja yang berkepala dingin. Bertentangan dengan Gereja Katolik, Gereja Ortodoks tidak memiliki kantor pusat atau otoritas pusat. Patriark Konstantinopel diberikan kehormatan keutamaan oleh Gereja Ortodoks yang berarti dia diberikan status tertinggi di antara semuanya. Gelar ini tidak memiliki otoritas nyata atas gereja-gereja kecuali Konstantinopolitan. Mereka percaya bahwa otoritas diserahkan kepada uskup ortodoks.
Gereja Katolik Roma umumnya dikenal sebagai gereja Katolik, yang merupakan gereja Kristen yang sangat besar. Otoritas pusat mereka berbasis di Tahta Suci yang terletak di kota Vatikan. Gereja Roma digunakan untuk menggambarkan Keuskupan Paus Roma. Perkembangan dan sejarah peradaban Barat sangat dipengaruhi oleh gereja ini.
Perbedaan 3 Denominasi Kristen: Katolik, Ortodoks dan Protestan
Kristen adalah agama terbesar dengan lebih dari 2 miliar pengikut di seluruh dunia. Namun, meskipun semua orang Kristen mempercayai Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat mereka, aliran Kristen memiliki perbedaan-perbedaan signifikan dalam kepercayaan dan praktiknya. Kristen adalah agama yang memiliki banyak aliran atau denominasi yang berbeda-beda.
Namun, ada tiga denominasi Kristen mayor yang mendominasi dunia Kristen yaitu Katolik, Ortodoks, dan Protestan. Ketiga denominasi ini memiliki perbedaan dalam hal keyakinan, praktik keagamaan, dan struktur gerejawi. Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut mengenai perbedaan antara tiga denominasi Kristen utama ini.
Katolik adalah denominasi Kristen yang paling banyak dianut di dunia. Aliran ini dipimpin oleh Paus dan hierarki gerejawi. Katolik percaya bahwa Maria, ibu Yesus, adalah perantara antara umat manusia dan Tuhan. Selain itu, mereka juga percaya bahwa Gereja Katolik adalah satu-satunya Gereja yang benar dan memiliki kuasa untuk memberikan sakramen kepada umatnya. Dalam praktik keagamaannya, Gereja Katolik memiliki ritual-ritual sakramental seperti pembaptisan, perjamuan kudus, pengakuan dosa, dan pengurapan sakramen. Mereka juga memiliki Doa Rosario dan Novena sebagai praktik doa yang khas dalam Gereja Katolik. Struktur gerejawi dalam Gereja Katolik sangat terpusat pada Paus sebagai kepala Gereja Katolik sedunia. Gereja Katolik juga memiliki hierarki gerejawi yang terdiri dari Uskup, Imam, dan Umat Awam.
Baca Juga: Ini Beda Antara Pendeta dan Pastor Berdasarkan Perannya di Gereja
Ortodoks adalah denominasi Kristen Timur yang dipimpin oleh Uskup. Ortodoks mempertahankan tradisi dan ritual gereja sejak awal gereja berdiri. Mereka mempercayai bahwa Gereja Ortodoks adalah Gereja yang benar dan berakar dari Injil yang diterima para rasul. Dalam praktik keagamaannya, Gereja Ortodoks memiliki liturgi yang khas dan terdiri dari banyak ritual-ritual yang kuno seperti pengakuan dosa, pembaptisan, dan perjamuan kudus. Doa-doanya juga diucapkan dalam bahasa Yunani dan Slavia. Struktur gerejawi dalam Gereja Ortodoks sangat terpusat pada Uskup sebagai pemimpin jemaat Ortodoks. Selain itu, Gereja Ortodoks juga memiliki seorang Patriark sebagai pemimpin spiritual tertinggi.
Protestan adalah denominasi Kristen yang muncul sebagai protes terhadap Gereja Katolik pada abad ke-16. Denominasi ini dipimpin oleh pendeta atau imam dan memiliki kebebasan dalam melakukan ibadah dan pelayanan. Protestan percaya bahwa Alkitab adalah satu-satunya sumber kebenaran dan bahwa keselamatan hanya dapat dicapai melalui iman dan pengampunan dosa oleh Yesus Kristus. Selain itu, mereka menolak praktik-praktik keagamaan yang tidak ditemukan dalam Alkitab, seperti pengakuan dosa kepada seorang imam dan penghormatan terhadap orang suci.
Dalam praktik keagamaannya, Protestan memiliki beberapa bentuk kebebasan dalam memilih dan melakukan ibadah. Mereka tidak memiliki sakramental seperti Gereja Katolik dan Ortodoks. Namun, ada beberapa tradisi keagamaan Protestan yang umum dilakukan seperti pembaptisan, perjamuan kudus, dan doa. Struktur gerejawi dalam aliran Protestan sangat beragam dan tidak terpusat pada satu pemimpin tertinggi. Ada banyak denominasi Protestan yang berbeda dan masing-masing memiliki struktur gerejawi yang berbeda pula.
Baca Juga: Orang Kristen Harus Tahu, Ini Bedanya Gereja, Katedral dan Basilika
Selain itu, ada beberapa perbedaan lain antara ketiga aliran Kristen mayor ini. Salah satu perbedaan yang cukup signifikan adalah dalam hal penafsiran terhadap kitab suci. Gereja Katolik dan Ortodoks percaya bahwa kitab suci harus ditafsirkan oleh Gereja yang dipimpin oleh Uskup atau Paus, sedangkan aliran Protestan percaya bahwa kitab suci harus ditafsirkan secara individual oleh setiap orang. Perbedaan lainnya adalah dalam hal pengakuan dosa. Gereja Katolik memiliki praktik pengakuan dosa yang melibatkan seorang imam, sedangkan Ortodoks memiliki praktik yang lebih umum, tanpa melibatkan seorang imam. Sedangkan di aliran Protestan, praktik pengakuan dosa biasanya dilakukan secara pribadi antara seseorang dengan Tuhan.
Namun, meskipun ada perbedaan-perbedaan tersebut, ketiga aliran ini memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memuliakan dan mengabdi kepada Tuhan. Nah, penting bagi setiap umat Kristen untuk menghargai dan menghormati perbedaan-perbedaan tersebut, sambil terus memperkuat persatuan dalam Tuhan.
MENGENAL apa perbedaan Kristen Protestan, Katolik dan ortodoks merupakan denominasi terbesar.
Dalam sejarah gereja, ada dua perpecahan terbesar umat Kristiani. Perpecahan pertama adalah Skisma Besar tahun 1054 yang memisahkan Katolik dan Ortodoks. Selanjutnya terjadi pada tahun 1517 yang mengarah ke gereja Protestan.
Meski ketiganya menyembah Kristus, tetapi ada perbedaan dalam hal keyakinan, praktik keagamaan, dan struktur gerejawi.
Berikut mengenal apa perbedaan Kristen Protestan, Katolik, dan Ortodok dilansir dari Katolisitas.org:
Kristen Protestan adalah salah satu denominasi Kristen yang ada di dunia. Penganut Kristen Protestan memiliki keyakinan bahwa keselamatan manusia melalui iman kepada Yesus Kristus. Bagi mereka Alkitab adalah otoritas tertinggi dalam kepercayaan dan praktik keagamaan.
Secara umum sejarah Kristen Protestan bermula karena gerakan reformasi pada abad ke-16 yang dipimpin Martin Luther tahun 1517. Pemikiran utama dalam gerakan reformasi tersebut adalah membersihkan gereja dari praktik yang dianggap salah dalam Alkitab.
Berikutnya adalah Kristen Katolik yang percaya Yesus Kristus adalah Putra Allah yang menyelamatkan umat manusia dari dosa melalui kematian dan kebangkitan. Mereka juga percaya pada Trinitas, yaitu keyakinan bahwa Allah adalah satu dalam tiga pribadi: Bapa, Putra, dan Roh Kudus.
Gereja Katolik memiliki struktur hirarkis yang ketat dan memiliki Paus sebagai kepala Gereja. Mereka menganggap Alkitab dan tradisi Gereja sebagai otoritas dalam kepercayaan dan praktik keagamaan. Selain itu, mereka juga memiliki sakramen dan doa kepada orang-orang kudus sebagai bagian dari praktik keagamaan.
3. Kekristenan Ortodoks
Perbedaan terakhir adalah kekristenan ortodoks denominasi Kristen yang berasal dari Timur. Kekristenan ortodoks merupakan denominasi Kristen paling tua yang masih ada hingga saat ini.
Kekristenan Ortodoks mempercayai Trinitas dan mempertahankan ritual dan tradisi gereja sejak awal berdiri. Dalam praktik agama Kristen Ortodoks memiliki liturgi yang khas. Mereka tidak menganggap Paus sebagai kepala gereja. Setiap gereja Ortodoks memiliki kepala gereja mereka sendiri yang dipimpin oleh uskup.
Demikian mengenal perbedaan Kristen Protestan, Katolik dan ortodoks.
“Apa yang langsung menarik perhatian ketika memasuki sebagian besar gereja Ortodoks adalah banyaknya ornamen berlapis emas, relik suci, ikon, lukisan dinding,” kata Erwann, seorang Prancis yang tinggal di Rusia. Tapi bukan hanya dekorasi yang kaya yang membantu membedakan gereja Ortodoks dari gereja Katolik. “Kemudian, ketidakhadiran bangku segera diperhatikan, yang di gereja-gereja Katolik menempati sebagian besar ruang. Di gereja-gereja Rusia, mereka biasanya hanya terletak di sepanjang dinding dekat pintu keluar,” kata Erwann.
Sangat menarik bahwa bangku-bangku di gereja Katolik ada hubungannya dengan beberapa kekhasan kebaktian gereja Katolik - dalam kebaktian Ortodoks, sebaliknya, bangku akan merepotkan. Di bawah ini kami menjelaskan perbedaan ini – dan perbedaan yang lebih jelas antara Katolik dan Kristen Ortodoks.
Saat ini, ada sekitar 1,34 miliar umat Katolik yang dibaptis di seluruh dunia (menurut statistik yang diberikan oleh Takhta Suci) dan sekitar 220 juta anggota Gereja Ortodoks Timur yang dibaptis (menurut BBC). Di yang terakhir, Gereja Ortodoks Rusia adalah gereja autocephalous (berpemerintahan sendiri) terbesar, yang terdiri lebih dari 112 juta anggota di seluruh dunia, sehingga menjadi yang kedua setelah Gereja Katolik Roma, dalam hal jumlah pengikut. Pada tahun 2021, Pusat Penelitian Opini Publik Rusia (VCIOM) memperkirakan bahwa 66% orang Rusia adalah Kristen Ortodoks.
Alessandra Benedetti/Corbis via Getty Image/Sputnik
Umat Kristen Ortodoks menganggap Yesus Kristus sebagai kepala gereja, sedangkan Gereja Katolik Roma dipimpin oleh Paus, yang menggunakan gelar 'Vikaris Kristus'. Ini didasarkan pada kenyataan bahwa Rasul Petrus menerima otoritas penuh dan mutlak atas seluruh Gereja dari Yesus Kristus. Kemudian, Petrus datang ke Roma dan menjadi uskup Roma yang pertama, setelah itu mengalihkan kekuasaan ini kepada penerus dan muridnya – para uskup Roma. Status Paus ini diwujudkan dalam konsep keutamaan Kepausan (di atas semua uskup lain dan tahta episkopal mereka) dan infalibilitas Kepausan. Gereja Ortodoks, sebaliknya, menganggap semua uskup dan uskup agung hanyalah manusia biasa yang dipanggil dan ditahbiskan untuk melakukan pelayanan keagamaan.
Pendeta Ortodoks berjanggut
Secara tradisional, para imam Ortodoks memakai janggut, karena “Imam tidak boleh mencukur rambut mereka atau mencukur ujung janggut mereka atau memotong tubuh mereka”, menurut Imamat, 21:5. Juga, Yesus Kristus digambarkan di mana-mana memiliki rambut panjang dan janggut dan semua raja dan nabi Alkitab memakai janggut. Namun, para imam Katolik tidak memakai janggut, karena kursi kepausan terletak di Roma dengan budayanya yang dicukur bersih.
Konstantin Mikhal'chevsky/Sputnik
Pada tahun 1570, Paus Pius V menetapkan bahwa umat Katolik harus melakukan tanda salib “dari kepala ke dada dan dari bahu kiri ke kanan”. Juga, tanda itu dilakukan dengan kelima jari tangan kanan disatukan – yang melambangkan lima stigmata Yesus Kristus: dua di tangan, dua di kaki dan yang kelima dari Tombak Suci.
Orang-orang Kristen Ortodoks Rusia melakukan tanda salib dengan tiga jari (ibu jari, telunjuk dan tengah) disatukan untuk melambangkan Tritunggal Mahakudus dan dua jari lainnya menempel pada telapak tangan untuk melambangkan sifat ganda (manusia dan ilahi) Yesus. Juga, tanda salib Ortodoks dilakukan dari bahu kanan ke kiri.
Alexander Demyanchuk/TASS
Dalam tradisi Ortodoks, Komuni Kudus diberikan kepada bayi sejak saat pembaptisan. Ini didasarkan pada Matius 19:14: “Yesus berkata, 'Biarkan anak-anak kecil itu datang kepada-Ku, dan jangan halangi mereka, karena kerajaan surga adalah milik orang-orang seperti ini'.” Sejak bayi dan sekitar usia tujuh tahun, mereka dapat menerima komuni sesering yang mereka suka dan tanpa pengakuan, karena diyakini bahwa sampai usia tertentu, bayi tidak bertanggung jawab penuh atas pikiran dan tindakan mereka, tetapi masih harus menerima Komuni. Anak-anak dibawa ke pengakuan dosa di gereja-gereja Ortodoks setelah usia 7-8 tahun.
Di Gereja Katolik Roma, Perjamuan Kudus pertama seorang anak biasanya dilakukan pada usia 8-9 tahun. Umat Katolik percaya bahwa anak tidak dapat menyadari pentingnya Sakramen sebelumnya, tidak dapat membedakan roti sederhana dari roti Ekaristi, tidak dapat memahami dan menjelaskan perbedaan antara makanan dan Komuni dan, oleh karena itu, tidak dapat mengaku sepenuhnya.
Nicolas Armer/picture alliance via Getty Images; Sergey Pyatakov/Sputnik
Dalam Katolik Roma, apa yang disebut 'azymes', roti tidak beragi, digunakan sebagai roti Ekaristi dalam Perjamuan Kudus. Keluaran, 12-15:20 menyatakan: “Jangan makan apa pun yang dibuat dengan ragi. Di mana pun kamu tinggal, kamu harus makan roti tidak beragi.”
Di Gereja Ortodoks Rusia, roti yang dibuat dengan ragi dipersembahkan selama Liturgi Ilahi (Ekaristi), yang didasarkan pada Imamat 7:13: “Seiring dengan persembahan syukur persekutuan mereka, mereka harus mempersembahkan persembahan dengan roti tebal yang dibuat dengan ragi." Kata Yunani untuk roti ini, prosphoron, berarti 'persembahan'.
Selibat untuk para imam
Di Gereja Katolik Roma, para imam dan uskup harus menjalankan selibat sebelum dan sesudah ditahbiskan, sedangkan diakon hanya boleh menjalankannya setelah ditahbiskan. Di Gereja Ortodoks Rusia, diakon dan imam harus menjalankan selibat hanya setelah ditahbiskan, yang berarti mereka dapat menikah.
Namun, jika istri mereka mendahului mereka, diakon dan imam Ortodoks tidak diizinkan untuk menikah lagi. Juga di Gereja Ortodoks, para uskup harus menjadi biarawan dan mereka, bagaimanapun, harus hidup selibat sebelum dan sesudah penahbisan mereka.